A.
Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan Negara (UU No. 20 Sisdiknas tahun 2003, pasal 1 ayat 1).
Dalam implementasi proses pendidikan guru merupakan
komponen yang paling penting, sebab keberhasilan pelaksanaan proses
pembelajaran sangat tergantung pada guru sebagai ujung tombak. Oleh karena itu
upaya peningkatan kualitas pendidikan seharusnya dimulai dari pembenahan
kemampuan guru adalah bagaimana merancang salah satu strategi pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai karena kita yakin dengan
tujuan bisa dicapai oleh satu strategi pembelajaran tertentu (Wina Sanjaya,
2006: 24).
Dalam
proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif dan
efisien mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki
strategi itu ialah harus menguasai teknik- teknik penyajian atau biasa disebut
metode mengajar (Roestiyah, 2001: 1).
Dalam
sistem pembelajaran, metode mengajar merupakan bagian integral yang tidak bisa
dipisahkan, komponen-komponen pengajaran terjalin sebagai suatu sistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Metode dipilih
sebagai jembatan atau media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin
dicapai (Sunhaji, 2009: 38).
Belajar
mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai
interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi yang bernilai
edukatif ini dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan,
untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan
(Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 1996: 1).
Arah
mata pelajaran IPS ini dilatarbelakangi oleh pertimbangan bahwa di masa yang
akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan
masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, mata
pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan
bermasyarakat yang dinamis.
Tujuan mata pelajaran IPS :
1.
Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
2.
Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
ketrampilan dalam kehidupan sisial.
3.
Memiliki komitmen dan kesadaran
dalam nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
4.
Memiliki kemampuan berkomunikasi,
bekerja sama dan berkompetetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal,
nasional, dan global (Sapriya, 2011: 194-195).
Proses
belajar mengajar pada tingkat sekolah dasar membutuhkan kesabaran dan
kreatifitas antara guru dan siswa, karena ilmu pengetahuan sosial (IPS)
merupakan ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan sikap rasional
tentang gejala-gejala sosial serta perkembangan kehidupan manusia pada masa
lampau dan masa kini.Sulit rasanya menyampakan mata pelajaran IPS kepada anak usia Madrasah Ibtidaiyah jika tidak dibarengi dengan
ketekunan, keuletan dan kesabaran serta strategi yang tepat.
Pada proses pembelajaran IPS yang lumrah terjadi pada saat ini pada umumnya
berpusat pada guru yang masih mengikuti kebiasaan dengan urutan yang
dimulai guru dengan langsung memaparkan materi, selanjutnya mengevaluasi siswa
melalui latihan soal. Selain itu juga, kurangnya variasi guru dalam
penggunaan metode pembelajaran dalam
menyampaikan materi yang diajarkan. Guru hanya menggunakan metode
ceramah dalam penyampaian materi, sehingga siswa kurang paham pada materi yang
diajarkan. Guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
sehingga membuat siswa merasa jenuh dan bosan.
Berkaitan dengan uraian permasalahan di atas, maka perlu dipikirkan bagaimana
cara memperbaharui dan memperbaiki
pembelajaran IPS guna meningkatkan pemahaman siswa pada materi yang diajarkan
baik dari segi strategi pembelajaran, metode pembelajaran maupun media
pembelajaran yang digunakan. Salah satu solusi untuk mensiasati kelemahan dalam
pembelaaran IPS adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI).
Strategi pembelajaran
kooperatif model group investigation
(GI) dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv,
Israel. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan
teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan
beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopic dari keseluruhan
unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap keompok mempresentasikan
atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar
informasi temuan mereka (Rusman, 2013: 220).
Penerapan strategi pembelajaran
kooperatif model group investigation
(GI) dalam pembelajaran, akan
menuntun siswa dengan sendirinya
termotivasi untuk belajar. Sebab pada dasarnya siswa akan belajar jika ada
pengarahan atau bimbingan yang mengarahkan mereka harus belajar yang dalam hal
ini peran dari guru itu sendiri sebagai fasilitator. Pemilihan dan penggunaan strategi yang baik oleh guru dalam
pembelajaran akan menentukan
dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Implementasi strategi pembelajaran kooperatif
model group investigation (GI) lebih melibatkan siswa dalam kegiatan
belajar yang aktif, siswa diharapkan mempunyai motivasi belajar yang lebih
tinggi dan terus meningkat. Sehingga siswa dapat belajar dengan lebih mandiri,
berfikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Dengan
munculnya motivasi intrinsik siswa merasa bangga menumbuhkan percaya diri
karena dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, siswa akan lebih senang
dan akan memberikan dorongan untuk selalu mengingat materi pelajaran yang telah
disampaikan. Adapun mengingat dapat dikategorikan sebagai aktifitas belajar,
apabila ia mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk
mencapai tujuan belajar.
Dalam kenyataan di lapangan materi IPS lebih banyak hal-hal yang perlu
dihafalkan oleh siswa, untuk itu diperlukan adanya strategi yang membantu siswa
dalam memudahkan menghafal. Menurut penulis strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI) tepat digunakan dalam
pembelajaran IPS untuk membantu siswa menghafal.
Berdasarkan observasi pendahuluan yang penulis lakukan pada tanggal 1 Desember
2014, ditemukan bukti bahwa pembelajaran IPS dikelas V MI Muhammadiyah Kaligondang
guru sudah menerapkan pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI). Pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif
model group investigation (GI) menjadikan siswa lebih
antusias dan semangat dalam mengikuti pembelajaran selain itu juga guru bisa
lebih jauh mengeksplorasi kemampuan dan pengetahuan siswa. Melalui wawancara
dengan Guru kelas V Ibu Watingah, S.Pd.I menyatakan bahwa prestasi pada mata
pelajaran IPS cukup memuaskan dimana nilai rata – rata kelas V untuk IPS yakni
75,00 dan telah mencapai KKM 65,00. kemudian saat memberikan pelajaran IPS guru
sering menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI). Dalam proses pembelajarannya guru membagi peserta
didiknya kedalam beberapa kelompok, setelah kelompok terbentuk guru memberikan
prosedur dan petunjuk yang harus dilakukan peserta didik untuk mendiskusikan
pokok – pokok bahasan. Setelah selesai masing – masing perwakilan kelompok itu
mempresentasikan hasil diskusinya didepan kelas untuk dilakukan evaluasi
bersama – sama.
Penulis beranggapan bahwa pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif
model group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil
belajar, dari observasi pendahuluan yang dilakukan penulis didapat bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pola lama tanpa strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI) yang selama ini digunakan kurang
mampu meningkatkan prestasi belajar siswa (hasil wawancara dengan Watingah,
S.Pd.I)
Dari uraian
diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penulisan tentang bagaimanakah
implementasi strategi pembelajaran
kooperatif model group investigation
(GI) dalam pembelajaran
IPS di MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga
dalam menciptakan suasana belajar yang merangsang siswa untuk aktif dan
menimbulkan semangat belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan
maksimal. Maka atas dasar inilah,
penulis melakukan penelitian tentang “Implementasi strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI) dalam pembelajaran IPS di MI MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan
Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015”.
B.
Definisi Operasional
Untuk memperoleh gambaran yang jelas dalam
memahami persoalan yang akan dibahas dan menghindari pengertian yang berbeda
terhadap isi penelitian ini yang merupakan cerminan judul, penulis perlu untuk
menegaskan istilah-istilah yang tepat dalam judul skripsi. Istilah-istilah
tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Implementasi
Implementasi adalah suatu proses penerapan ide, konsep,
kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak
baik berupa perubahan, pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap
(Mulyasa, 2003: 93)
Penulis berpendapat bahwa implementasi adalah aktivitas,
tindakan, atau adanya mekanisme suatu system yang sedang berlangsung.
Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi juga suatu kegiatan yang terencana
dan untuk mencapai kegiatan. Sedangkan implementasi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan, penerapan atau aktivitas guru dengan
menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif model group investigation
(GI).
2.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Pengetahuan sosial merupakan suatu pendekatan terhadap
hal-hal yang berkenaan dengan manusia dan masyarakat serta lingkungannya. Untuk
jenjang SD/MI pengorganisasian materi pelajaran IPS menganut pendekatan terpadu
(integrated), artinya materi
pelajaran dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu yang
terrpisah melainkan mengacu pada aspek kehidupan nyata (factual/real) peserta
didik sesuai dengan karakteristik usia, tingkat perkembangan berpikir, dan
kebiasaan bersikap dan perilakunya. Dalam dokumen Permendiknas dikemukakan bahwa IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah,
sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diarahkan untuk
dapat menjadi warg negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai.
Arah mata pelajaran IPS ini dilatarbelakangi oleh
pertimbangan bahwa di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi
tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan
setiap saat. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Sapriya, 2011: 194-195).
3.
Strategi pembelajaran kooperatif model group
investigation (GI)
Strategi pembelajaran
kooperatif model group investigation
(GI) dikembangkan oleh Shlomo Sharan dan Yael Sharan di Universitas Tel Aviv,
Israel. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas dengan menggunakan
teknik kooperatif GI adalah kelompok dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan
beranggotakan 2-6 orang, tiap kelompok bebas memilih subtopic dari keseluruhan
unit materi (pokok bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok. Selanjutnya, setiap keompok mempresentasikan
atau memamerkan laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar
informasi temuan mereka (Rusman, 2013: 220)..
4.
MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten
Purbalingga
MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten
Purbalingga adalah sebuah lembaga pendidikan yang pengawasannya masih berada
dalam pengawasan Kementrian Agama wilayah kabupaten Purbalingga. MI Muhammadiyah
Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga beralamat di Desa Kaligondang
Rt 02 Rw 08 Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.
Dari definisi
tersebut diatas, maka yang dimaksud dengan judul “implementasi Strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI) dalam pembelajaran IPS di MI Muhammadiyah Kaligondang
Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015”. Adalah suatu penelitian lapangan tentang
pelaksanaan aktivitas guru dalam pembelajaran aktif untuk dapat berdiskusi dan
menyimpulkan sendiri pada mata pelajaran IPS di MI Muhammadiyah
Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015.
C.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang masalah di atas maka penulis rumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana implementasi
strategi pembelajaran kooperatif model group investigatin (GI) dalam
pembelajaran IPS di kelas V MI Muhammadiyah
Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga tahun pelajaran 2014/2015.”
D.
Tujuan dan kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang
diharapkan melalui penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan, menyajikan data
keadaan yang sebenarnya yang terjadi di MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang
Kabupaten Purbalingga dan
menganalisis dampak implementasi strategi pembelajaran kooperatif model
group investigatin (GI) dalam
pembelajaran IPS di kelas V MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang
Kabupaten Purbalingga.
2. Kegunaan Penelitian
a.
Manfaat Teoritik
Melalui
penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan atau informasi (referensi ) dan
bahan pertimbangan dalam proses kegiatan belajar mengajar khususnya dalam Mata
Pelajaran IPS untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
b.
Manfaat Praktis
1.
Bagi Siswa
Dengan hasil
penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kualitas siswa pada pembelajaran
mata pelajaran IPS.
2.
Bagi Guru
Penelitian ini
diharapkan dapat memberi masukan sebagai referensi dalam mengembangkan
penggunaan pendekatan atau strategi yang lebih bervariasi dalam pembelajaran sehingga
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3.
Bagi Madrasah
Melalui penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan mendorong pihak madrasah agar bisa
mengimplementasikan strategi pembelajaran
kooperatif model group investigatin
(GI) dalam berbagai mata pelajaran sehingga pembelajaran lebih bermakna.
4.
Bagi penulis
Melalui penelitian
ini diharapkan dapat menambah dan memberikan
pengalaman, kemampuan serta ketrampilan peniliti dalam mengaplikasikan ilmu
yang telah didapat di bangku kuliah.
E.
Kajian Pustaka
Kajian pustaka
merupakan uraian sistematis tentang keterangan yang telah dikumpulkan dari
pustaka – pustaka yang berhubungan dengan penelitian dan mendukung arti
pentingnya penelitian itu dilakukan serta untuk melacak teori – teori dan
konsep – konsep yang ada. Artinya, apakah objek penelitian ini sudah atau belum
ada yang meneliti. Hal ini perlu ditegaskan agar suatu penelitian jelas arahnya
serta bagi penulis akan membantu dalam penelitian ini. Karena itu diperlukan
adanya penggunaan referensi atau kepustakaan yang ada relevansinya dengan objek
penelitian yang sudah dirumuskan oleh penulis. Adapun yang menjadi bahan
tinjauan skripsi ini adalah:
Yang pertama buku
karya Rusman (2013) yang berjudul Model-model
Pembelajaran. Dalam buku ini dijelaskan beberapa hal tentang strategi
pembelajaran kooperatif model group
investigation (GI) yakni pada bab 7 yaitu Model Pembelajaran Kooperatif
yang menjelaskan: Konsep Dasar Pembelajaran Kooperatif, Karakteristik Model
Pembelajaran Kooperatif, Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif, Prosedur
Pembelajaran Kooperatif, dan Model-model Pembelajaran Kooperatif yang salah
satu diantaranya adalah model group
investigation (GI).
Berikutnya adalah
penelitian tentang Group Investigation (GI) yang
pernah dilakukan oleh Ari Irnawati Hidayah (Universitas Sebelas Maret, 2008)
skripsinya berjudul Efektivitas Metode
Pembelajaran Kooperative Group Investigation Dalam Mata Pelajaran Geografi Pada
Kompetensi Dasar Kemampuan Menerapkan SIG Dalam Kajian Geografi di SMA
Muhamadiyah 2 Gemolong Tahun Ajaran 2008/2009. Dalam pembahasannya Ari
Irnawati menitikberatkan pada sejauh
mana efektivitas penerapan metode pembelajaran cooperative Group Investigation (GI) pada mata pelajaran Geografi di SMA
Muhammadiyah 2 Gemolong, mulai dari perencanaan pembelajaran metode cooperative
Group Investigation (GI) dan
implementasinya.
Sedangkan yang
akan penulis bahas adalah menggambarkan, menganalisis dan menyajikan data
sebenarnya di lokasi penelitian dari perencanaan dan penerapan model
pembelajaran cooperative Group
Investigation (GI) dalam pembelajaran IPS, serta faktor
pendukung dan penghambat model pembelajaran cooperative Group Investigation (GI).
Sedangkan
persamaan kajian penelitian yang dilakukan oleh saudari Ari Irnawati Hidayah (2011)
dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu sama – sama menelaah atau
meneliti tentang strategi pembelajaran kooperative model Group Investigation (GI).
Dan yang terakhir
adalah penelitian tentang pembelajaran dengan strategi kooperatif yang
dilakukan Irham Rohim (STAIN Purwokerto) yang berjudul Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif pada Pembelajaran Bahasa
Arab Siswa Kelas VIII MTs Ma’arif NU 1 Cilongok Tahun Ajaran 2010/2011.
Pada skripsi ini menitik beratkan pada penggunaan beberapa model pembelajaran
kooperattif dalam pembelajaran Bahasa Arab sedangkan yang akan penulis lakukan
lebih pada pembelajaran kooperatif model group
Investigation (GI) pada pembelajaran IPS.
Dari berbagai
penulisan tersebut diatas, penulis tidak menemukan penelitian serupa dengan
penelitian yang hendak dilakukan penulis yaitu penelitian dengan judul “Implementasi Strategi Pembelajaran Kooperative
Model Group Investigation dalam Pembelajaran
IPS di MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten
Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015”.
F.
Metode Penelitian
1.
Jenis penelitian
Berdasarkan tempat penelitian atau lokasi sumber data
berada, penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu studi empirik dengan cara terjun
langsung di lapangan penelitian yaitu tentang strategi
pembelajaran kooperatif model group
investigatin (GI) dalam pembelajaran IPS di MI Muhammadiyah Kaligondang
Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Tahun Pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan tujuannya jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif karena ditujukan untuk menggambarkan, menyajikan data
keadaan sebenarnya yang terjadi di lokasi penelitian mengenai strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI) dalam
pembelajaran IPS serta menganalisanya.
Sedangakan
berdasarkan data yang dikumpulkan dan diolah nantinya, penelitian ini merupakan
peneltian kualitatif karena tidak menggunakan data statistik atau angka – angka
teteapi dalam bentuk susunan kalimat.
2.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di MI Muhammadiyah Kaligondang
Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga yang terletak di Desa Kaligondang
Rt 02 Rw 08 Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Adapun alasan penulis
melakukan penelitian di MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten
Purbalingga adalah:
a.
Guru mata pelajaran IPS telah
melaksanakan strategi pembelajaran
kooperatif model group investigatin
(GI) dalam pembelajaran IPS.
b.
Madrasah Ibtidaiyah biasanya
dipandang sebelah mata oleh kebanyakan masyarakat karena mereka menganggap
bahwa mutu pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah
itu rendah sehingga mereka enggan menyekolahkan anaknya di MI, tetapi tidak
dengan MI Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga yang
mampu bersaing dengan sekolah-sekolah yang lain.
c.
MI Muhammadiyah Kaligondang
Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga merupakan madrasah yang mempunyai fasilitas
lengkap baik sarana maupun prasarana.
3.
Obyek Penelitian
Obyek penelitian adalah apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian yaitu strategi
pembelajaran kooperatif model group
investigatin (GI) dalam pembelajaran IPS kelas V di MI Muhammadiyah
Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.
4.
Subyek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek dalam penelitian ini
adalah:
a.
Guru kelas V
Guru merupakan pelaksana kebijakan kurikulum yang
melaksanakan proses pembelajaran dan sebagai evaluator (pelaksana evaluasi)
langsung yang mengetahui secara detail tentang siswa. Adapun guru untuk
pembelajaran IPS kelas V yaitu Ibu Watingah, S.Pd.I Melalui beliau penulis akan
memperoleh data mengenai bagaimana implementasi strategi pembelajaran kooperatif model group investigatin (GI) dalam pembelajaran IPS pada sub pokok bahasan menghargai
perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.
b.
Siswa
Jumlah siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015 yakni
22 siswa yang terdiri dari 8 siswi perempuan dan 12 siswa laki – laki. Melalui
siswa diperoleh informasi tentang bagaimana tanggapan mereka terhadap
pelaksanaan pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI).
c.
Kepala madrasah
Kepala madrasah merupakan orang yang bertanggung jawab
secara keseluruhan terhadap semua aktivitas pendidikan yang terjadi di MI Muhammadiyah
Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga. Kepala MI Muhammadiyah Kaligondang
Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga yaitu Bapak Patna Tauris Kinantoro,
S. Pd. melalui beliau penulis harapkan akan dapat memperoleh data – data yang
berkaitan dengan sekolahan, berupa gambaran umum pelaksanaan pembelajaran di MI
Muhammadiyah Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga.
5.
Metode Pengumpulan Data
Adapun
metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
a.
Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal – hal dari
responden yang lebih mendalam dan juga jumlah respondennya sedikit atau kecil (
Sugiyono, 2013: 194).
Metode wawancara yang penulis gunakan dalam penelitian
ini adalah wawancara semiterstruktur, yakni wawancara membuat daftar pertanyaan
yang bersifat global. Dalam hal ini maka mula – mula peneliti menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Teknik wawancara jenis ini dipilih
karena dinamikanya akan disesuaikan kesediaan subjek penelitian dan
memungkinkan peneliti dapat mengungkap sisi lain dari subjek yang diteliti
(pengalaman, cita – cita dll).
Sebelum melakukan wawancara, penulis melakukan
beberapa langkah – langkah agar wawancara berjalan lancar, yaitu:
a.
Menentukan terwawancara (narasumber),
dalam hal ini guru kelas V, siswa dan kepala madrasah.
b.
Meminta ijin dengan subjek
penelitian dan membuat kesepakatan untuk menentukan waktu, tempat dan alat yang
digunakan dalam wawancara.
c.
Menyusun materi wawancara yang nantinya
sebagai panduan agar fokus pada informasi yang dibutuhkan.
Teknik wawancara ini digunakan untuk menanyakan data observasi dan juga
digunakan untuk mengetahui kebijakan – kebijakan dalam pembelajaran.
b.
Observasi
Teknik ini digunakan untuk menggali data – data
mengenai kondisi fasilitas yang ada, persiapan sebelum pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran. Sebagai teknik ilmiah,
observasi dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan terhadap data secara
sistematis terhadap gejala yang sedang diteliti (Arikunto, 1993: 128).
Dalam observasi ini penulis menggunakan teknik
observasi langsung, dimana penulis mengamati secara face to face dengan subjek penelitian yakni guru dan siswa. Teknik
observasi demikian dipilih karena karakternya yang memungkinkan untuk dapat
mengakrabkan penulis dengan subjek penelitian dan juga memperoleh pengalaman
langsung dalam proses pembelajaran sehingga mampu menemukan hal – hal yang
tidak terungkap dari informen dalam wawancara karena biasanya ada hal yang
ditutup – tutupi.
c.
Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu metode untuk memperoleh
informasi mengenai benda – benda tertulis seperti buku –buku, majalah, dokumen
peraturan, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2002: 135).
Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh informasi
dalam proses pembelajaran IPS dalam hal ini kaitannya dalam impelemntasi strategi
pembelajaran kooperatif model group
investigation (GI) di kelas V, RPP, dan silabus yang digunakan.
6.
Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun data
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam unit – unit,
melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun oleh orang lain (Sugiyono, 2013: 335).
Dari data yang penulis peroleh dan berdasarkan sifat
penelitian ini yaitu deskriptif, maka untuk menganalisa data tersebut diatas
penulis menggunakan analisis data yang bukan berupa angka tetapi data yang
berupa keterangan – keterangan. Metode ini digunakan untuk menyajikan dan
menganalisis data serta memberikan kesimpulan yang sesuai dengan fakta yang terjadi
pada lokasi penelitian, dengan menggunakan analisis model Miles dan Huberman
ynag meliputi langkah – langkah sebagai berikut:
a.
Data Reduction (Reduksi Data)
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup
banyak, maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari
tema dan polanya. Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan (Sugiyono, 2013: 247).
Tujuan penulis
melakukan reduksi data yaitu untuk memilih hal –hal yang penting saja mengenai
implementasi strategi pembelajaran kooperatif model group investigation (GI) dalam pembelajaran IPS di MI Muhammadiyah
Kaligondang Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga serta membuang hal –
hal yang tidak diperlukan.
b.
Data Display (Penyajian
Data)
Data yang telah terkumpul kemudian disajikan dalam
bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart
dan sejenisnya. Penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut
(Sugiyono, 2013: 249).
Data – data yang
tersusun dengan benar dalam penyajian data memungkinkan penulis untuk menarik
kesimpulan dengan benar juga. Penulis melakukan penyajian data yang telah
direduksi dalam bentuk naratif.
c.
Conclusing Drawing
(Verifikasi Data)
Langkah ke tiga
dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukukng pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian
kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang diru,uskan sejak awal,
tetapi mungkin saja tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah
dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan
akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2013: 252).
G.
Sistematika Pembahasan
Sistematika penulisan merupakan sebuah kerangka atau
pola pokok yang menentukan bentuk skripsi. Disamping itu, sistematika merupakan
himpunan pokok yang menunjukan setiap bagian dan hubungan antara nagian –
bagian skripsi tersebut. Untuk
mempermudah dalam penyusunan, maka skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian
yaitu:
Pertama
memuat bagian awal atau hal
formalitas yang meliputi: Halaman Judul, Halaman Nota Pembimbing, Halaman Pernyataan Keaslian, Halaman Pengesahan, Halaman Motto, Halaman Persembahan,
Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Tabel, dan Daftar Lampiran.
Kedua memuat bagian inti terdiri dari lima bab antara
lain : Bab I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan dan kegunaan penelitian, Kajian pustaka, Metode
Penelitian dan Sistematika Penulisan Skripsi.
Bab II berisikan Landasan Teori, memuat konsep dasar
strategi pembelajaran kooperatif model Group
Investigation (GI) yang meliputi: pengertian Strategi Pembelajaran
kooperatif model Group Investigation
(GI), langkah – langkah Strategi Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI), kelebihan dan
kelemahan Strategi Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI). Konsep dasar pembelajaran IPS yang
meliputi: pengertian mata pelajaran IPS ruang lingkup mata pelajaran IPS di MI,
fungsi dan tujua mata pelajaran IPS. Strategi Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) dalam Pembelajaran
IPS meliputi: Perencanaan Strategi Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI), Pelaksanaan
Strategi Pembelajaran kooperatif model Group
Investigation (GI), dan Evaluasi Strategi Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI).
Bab III memuat metode penelitian meliputi jenis
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab IV berisi tentang bab yang mengurai Hasil Penalitian
yang meliputi Penyajian Data (gambaran umum suasana pembelajaran, perencanaan Strategi
Pembelajaran kooperatif model Group
Investigation (GI), Pelaksanaan Strategi Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI) ), analisis
data (analisis Perencanaan Strategi Pembelajaran kooperatif model Group Investigation (GI), analisis pelaksanaan
Strategi Pembelajaran kooperatif model Group
Investigation (GI)) dan analisis Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat.
Bab V bab Penutup yang terdiri dari: kesimpulan, saran-saran,
dan Kata Penutup. Bagian akhir terdiri dari Daftar
Pusaka, Lampiran-lampiran, dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.
Demikian sistematika penulisan yang penulis sajikan
semoga dapat mempermudah dalam memahami rencana skripsi.
H.
Rencana Kerangka Skripsi
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Definisi Oprasional
D.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
E.
Kajian Pustaka
F.
Sistematika Pembahasan
BAB
II STARTEGI KOOPERATIF MODEL GROUP INVESTIGATION (GI) PADA PEMBELAJARAN
IPS
A.
Konsep Dasar Strategi Pembelajaran
kooperatif model Group Investigation
(GI)
1.
Pengertian Strategi Pembelajaran
kooperatif model Group Investigation
(GI)
2.
Langkah – langkah Strategi
Pembelajaran kooperatif model Group
Investigation (GI)
3.
Kelebihan dan kekurangan Strategi
Pembelajaran kooperatif model Group
Investigation (GI)
B.
Konsep Dasar Pembelajaran IPS
SD/MI
1.
Pengertian Mata Pelajaran IPS SD/MI
2.
Fungsi Mata Pelajaran IPS SD/MI
3.
Tujuan Mata Pelajaran IPS SD/MI
4.
Ruang lingkup Pembelajaran
IPS SD/MI
5.
Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar SD/MI
C.
Strategi Pembelajaran kooperatif
model Group Investigation (GI) dalam
Pembelajaran IPS
1.
Perencanaan Strategi Pembelajaran
kooperatif model Group Investigation
(GI)
2.
Pelaksanaan Strategi Pembelajaran
kooperatif model Group Investigation
(GI)
3.
Evaluasi Strategi Pembelajaran
kooperatif model Group Investigation
(GI)
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
B.
Sumber Data
C.
Teknik pengumpulan data
D.
Teknik analisis data
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.
Penyajian Data
B.
Analisis Data
C.
Faktor – Faktor Pendukung dan Penghambat
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran-saran
C.
Kata Penutup
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIAN – LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
________________. 2002. Manajemen
Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta
Bahri
Djamarah, Syaiful dan Aswan
Zain. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Mulyasa, E. 2003. Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik dan Impelementasi. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Rusman. 2013.
Model – Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada
Roestyah
N.K. 2001. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sapriya. 2011.
Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2013. Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sunhaji, 2009. Strategi Pembelajaran.
Yogyakarta: Grafindo
UU 23 tahun 2003. Sisdiknas
dan Peraturan Pemerintah RI Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Pendidikan serta
Wajib Belajar. Bandung. Citra Umbara
Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi.
Jakarta: Fajar Interpratama Offset
0 komentar:
Posting Komentar