A.
PENDAHULUAN
Pendidikan
adalah proses membantu peserta didik agar berkembang secara optimal; yaitu
berkembang setinggi mungkin, sesuai dengan potensi dan system nilai yang
dianutnya dalam masyarakat. Pendidikan bukanlah proses memaksakan kehendak
orang dewasa (guru) kepada peserta didik, melainkan upaya menciptakan kondisi
yang kondusif bagi perkembangan anak, yaitu kondisi yang memberi kemudahan
kepada anak untuk mengembangkan dirinya secara optimal.
Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU
Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003: 2).
Mengajar atau lebih spesifik
lagi melaksanakan proses belajar mengajar bukanlah pekerjaan yang mudah dan
dapat terjadi begitu saja tanpa direncanakan sebelumnya, akan tetapi mengajar
itu merupakan suatu kegiatan yang semestinya direncanakan dan didesain
sedemikian rupa mengikuti langkah-langkah dan prosedur tertentu. Sehingga
dengan demikian pelaksanannya dapat mecapai hasil yang diharapkan dan tujuan
yang telah ditentukan.
Bahasa Inggris merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan pada jenjang sekolah dasar sampai dengan perguruan
tinggi. Pada jenjang sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah, mata pelajaran bahasa
Inggris termasuk dalam komponen muatan lokal. Bahasa Inggris bertujuan membina
keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tulisan untuk
mempersiapkan siswa menghadapi perkembangan ipteks dalam menyongsong era
globalisasi.
Oleh karena itu, penilaian pada mata pelajaran Bahasa
Inggris itu harus benar-benar baik dan terencana. Karena pembelajaran Bahasa Inggris berkaitan
dengan beberapa aspek seperti aspek menulis (writing), membaca (reading),
mendengar (listening) dan berbicara (speaking) dalam kehidupan peserta didik
sehari-hari, tentunya tidak bisa diukur hanya dengan mengandalkan tes tertulis
saja, melainkan perlu adanya format penilaian yang terpadu, efektif dan
efisien. Dan itu terdapat dalam
Penilaian Berbasis Kelas (PBK) yang meliputi tes tertulis, tes perbuatan,
pemberian tugas, penilaian kinerja (performance assessment), penilaian
proyek, penilaian hasil kerja peserta didik (product assessment),
penilaian sikap dan penilaian portofolio (Sumarna Surapranata dan Muhammad
Hatta, 2004: 18).
Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil
karya siswa atau catatan mengenai siswa
yang didokumentasikan secara baik dan teratur.
Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban
siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil
wawancara dengan siswa, laporan kegiatan
siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa (Abdul Madjid dan Dian
Andayani, 2005: 192).
Portofolio bukan hanya sekedar kumpulan hasil kerja
siswa siswa yang sengaja dibuat siswa untuk menunjukkan bukti tentang
kompetensi, pemahaman dan pencapaian dalam mata pelajaran tertentu. Akan tetapi merupakan kumpulan informasi yang
perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa.
Oleh karena itu melalui makalah ini penulis akan
memaparkan tentang bagaimana menerapkan portofolio sebagai alat penilaian pada
mata pelajaran Bahasa Inggris.
B. PEMBAHASAN
1. Pembelajaran Bahasa Inggris di SD/MI
Bahasa Inggris merupakan alat untuk
berkomunikasi secara lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah
kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks lisan
dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang
digunakan untuk menanggapi dan menciptakan wacana dalam kehidupan
bermasyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan untuk
mengemangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar lulusan mampu
berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris pada tingkat literasi
tertentu.
Di SD/MI, mata pelajaran Bahasa Inggris termasuk
dalam komponen muatan lokal. Artinya, setiap sekolah memiliki wewenang untuk
menyelenggarakan pembelajaran Bahasa Inggris atau tidak. Namun, seiring dengan
perkembangan dan teknologi, saat ini mata pelajaran Bahasa Inggris telah
diselenggarakan di setiap SD/MI.
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
intelektual, sosial dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang
keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang
lain (Depag, 2006:190). Hal tersebut berlaku juga bagi pembelajaran bahasa
Inggris. Disisi lain, Bahasa Inggris berperan dalam perkembangan iptek di era
globalisasi ini, yaitu sebagai sarana untuk memahami dan mempelajari setiap
perkembangan pengetahuan baru yang datang dari berbagai penjuru dunia.
Penyelenggaraan pembelajaran Bahasa Inggris di
SD/MI diharapkan mampu menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi bahasa Inggris
sebagai bekal untuk belajar bahasa Inggris di SMP/MTs. Kompetensi yang dimaksud
adalah kompetensi atau kemampuan dalam bahasa Inggris untuk menunjang kegiatan
kelas dan sekolah.
2.
Tujuan
Bahasa Inggris
Mata pelajaran Bahasa Inggris di SD/MI bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam
bentuk lisan secara terbatas untuk mengiringi tindakan (language
accompanying action) dalam konteks sekolah dan memiliki kesadaran tentang
hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa
dalam masyarakat global (Depag, 2006:403).
3.
Pengertian
Penilaian Portofolio
Menurut Abdul
Madjid dan Dian Andayani (2005: 192) penilaian portofolio adalah suatu kaidah
yang digunakan oleh guru untuk mengumpulkan bukti pencapaian peserta didik
dalam satu masa tertentu. Sedangkan menurut Wina Sanjaya (2014: 269) penilaian
portofolio atau Penilaian yang sebenarnya (authentic
assessment ) adalah proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi
tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa. Penilaian ini diperlukan
untuk mengetahui apakah siswa benar – benar belajar atau tidak, apakah
pengalaman belajar siswa memiliki pengaruh yang positif terhadap perkembangan
baik intelektual maupun mental siswa.
4.
Tahap
– tahap Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan bagian penting dalam proses
pembelajaran yang dewasa ini menjadi salah satu alternatif pilihan penilai bagi
guru. Proses penilaian portofolio sangat menentukan keberhasilan program
pengajaran. Menurut Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004: 100), pada
umumnya penilaian portofolio terdiri atas delapan tahapan utama, yaitu : (a)
Penentuan tujuan, (b) Penentuan isi portofolio, (c) Penentuan kriteria
penilaian, (d) Penentuan format penilaian. (e) penentu koleksi (collection),
(f) penentuan menyeleksi evidence (selection), (g) Refleksi (Reflection),
dan (h) Hubungan (connection).
Adapaun tahap-tahap penilaian portofolio secara lengkap ada
sebelas. Penjelasan masing-masing sebagai berikut :
a.
Penentuan tujuan portofolio
Hal yang paling utama dalam penilaian portofolio adalah
adanya tujuan (purpose) yang dapat memudahkan dan memberikan arahan yang
jelas dalam pencapaian sasaran pelaksanaan penilaian portofolio. Dalam hal ini
pendidik harus menentukan tujuan portofolio, apakah untuk memantau proses
pembelajaran (process oriented) atau mengevaluasi hasil akhir (product
oriented) atau keduanya, apakah penggunaan portofolio untuk proses
pembelajaran atau sebagai alat untuk penilaian. Selain itu perlu
dipertimbangkan pula apakah portofolio akan diterapkan secara kelompok atau
individu.
b.
Penentuan isi portofolio
Isi dan bahan penilaian portofolio mengacu pada tujuan yang
telah ditetapkan. Isi portofolio haruslah menunjukan kemampuan peserta didik
yang sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi daasar, dan indikator
pencapaian hasil belajar. Adapun berbagai bahan yang dapat dijadikan isi dalam
berkas portofolio menurut Sumarna Surapranata dan Muhammad Hatta (2004 : 39)
adalah :
(1)
Penghargaan tertulis, misalnya
sertifikat mengikuti lomba matematika tingkat kelas, sekolah, kecamatan,
kabupaten, propinsi maupun nasional.
(2)
Penghargaan lisan, guru mencatat
penghargaan lisan yang diberikan peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
(3)
Hasil kerja biasa dan hasil
pelaksanaan tugas oleh peserta didik, misalnya buku tugas, buku PR, buku kerja,
kliping, foto atau gambar.
(4)
Daftar ringkasan hasil pekerjaan,
berupa buku catatan peserta didik
(5)
Catatan sebagai peserta dalam
suatu kerja kelompok.
(6)
Contoh terbaik hasil pekerjaan,
menurut pendapat guru dan peserta didik.
(7)
Catatan/laporan dari pihak lain
yang relevan, antara lain dari teman atau orangtua.
(8)
Hasil rekapitulasi daftar
kehadiran.
(9)
Hasil ulangan harian atau semester
(10)
Prosentase dari tugas yang selesai
dikerjakan
(11)
Catatan pribadi
(12)
Daftar kehadiran
(13)
Persentase tugas yang telah
selesai dikerjakan
(14)
Catatan tentang peringatan yang
diberikan guru manakala peserta didik
melakukan kesalahan.
(15)
Audio visual
(16)
Video
(17)
Disket
c.
Kriteria penilaian portofolio
Penentuan kriteria dalam penilaian portofolio memiliki arti
penting sebagai wujud nyata yang meyakinkan bahwa isi dan tujuan telah tersusun
dengan sistematis. Sekain itu, kriteria penilain juga dapat memberikan peran
dalam menjamin mutu pendidikan karena dengan kriteria yang tersusun rapi maka
pelaksanaan penilaian menjadi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga
akan membawa manfaat bagi perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan. Karenanya
dalam penyususnan kriteria ini harus memperhatikan aspek-aspek kemampuan
peserta didik secara detail dan menyeluruh pada seluruh komponen, baik komponen
kognitif, afektif serta psikamotor. Hal ini penting karena kriteria memberikan
acuan atau landasan dalam mengungkapkan kelengkapan seluruh kompetensi peserta
didik yang akan dinilai. Oleh karena itu, pendidik harus merumuskan kriteria
penilaian portofolio yang mempertimbangkan hal-hal berikut (Sumarna Surapranata
dan Muhammad Hatta (2004 : 121) :
(1)
Apa saja yang perlu dilakukan oleh
peserta didik.
(2)
Bagaimana peserta didik
melakukannya
(3)
Waktu yang diperlukan
(4)
Persyaratan yang perlu dimiliki
(5)
Sarana dan prasarana yang harus
digunakan
d.
Format Penilaian Portofolio
Format penilaian portofolio merupakan penjabaran tertulis
dari kriteria penilaian yang telah tersusun. Maksud penyusunannya adalah untuk
menilai penerapan kemampuan peserta didik sesuai dengan standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar. Format penilaian
portofolio dapat dijabarkan secara kualitatif (misalnya baik, cukup, kurang)
maupun kuantitatif (misalnya dengan skala nilai 0-100,0-10,0-4). Contoh format
penilaian portofolio disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 1
Contoh Format Penilaian Portofolio Bahasa Inggris kelas IV MI
Kompetensi Dasar
Merespon dengan
melakukan tindakan sesuai instruksi secara berterima dalam konteks
kelas
|
Nama peserta didik : Nia
Tanggal : 26 Maret 2014
|
||
Indikator
|
PENILAIAN
|
||
Kurang Baik
|
Baik
|
Baik Sekali
|
|
·
Merespon
dengan melengkapi dialog-dialog yang masih kosong
|
![]() |
![]() |
|
·
Nun Merespon dengan mewarnai gambar sesuai
dengan apa yang didengar dari kaset/CD
|
![]() |
![]() |
|
·
Merespon dengan
melengkapi dan memperagakan dialog
|
![]() ![]() |
||
Dicapai
melalui :
|
Komentar guru :
Nia sudah baik mempraktekkan dan
merespon dialog
|
||
·
Pertolongan guru
|
|||
·
Seluruh kelas
|
|||
·
Kelompok kecil
|
|||
·
Sendiri
|
|||
Komentari Orang tua :
|
e.
Pengamatan dan penilaian
portofolio
Tahapan berikutnya dalam penilaian portofolio adalah kegiatan
mengamati dan menilai evidence yang peserta didik hasilkan. Artinya, evidence
yang dimasukkan ke dalam portofolio harus diamati guru dan dinilai. Penilaian
tidak hanya dilakukan oleh guru, tetap peserta didik juga turut terlibat.
Dalam pengamatan dan penilaian portofolio, guru bangsa saja
meminta peserta didik untuk memberi komentar terhadap tulisan yang
dihasilkannya. Guru bisa menyediakan penilaian diri (self assessment)
dan kuesioner yang digunakan oleh guru maupun peserta didik. Penilaian diri ini
berfungsi untuk melihat kriteria keterlibatan peserta didik sepenuhnya dalam
proses pembelajaran yang sedang berlangsung karenanya secara nyata dapat
terlihat bahwa peserta didik memiliki kemampuan (skill), pengetahuan (knowledge),
dan keyakinan diri (confidence) untuk mengevaluasi proses yang sedang
mereka hadapi maupun perkembangan terhadap hasil kerjanya secara mandiri.
f.
Koleksi
Apabila semua evidence telah dikerjakan peserta didik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum, langkah selanjutnya
adalah mengoleksi semua evidence. Dalam mengoleksi pertama, memastikan
bahwa setiap peserta didik sudah memiliki berkas portofolio, kedua, sudah
ditetapkan macam-macam bahan portofolio, ketiga, pelaksanaan pengumpulan bahan.
Bahan yang dikumpulkan dalam portofolio bermacam-macam, tetapi pendidik harus
dapat memilih yang perlu dan relevan saja. Pertimbangannya adalah pertama,
mencari bahan yang dapat memberikan informasi mengenai gambaran perkembangan
belajar yang dialami peserta didik. Kedua, perhatikan adanya bahan yang dapat memberikan
informasi bermanfaat untuk bahan pertimbangan mengambil keputusan berkaitan
dengan kurikulum dan pengajaran.
Setelah ditentukan dan dipastikan bahwa setiap peserta didik
telah membuat dan memilih berkas portofolio, selanjutnya perlu ditentukan
pula :
pula :
(1) Cara mengumpulkan dan menyusun dalam berkas portofolio
(2) Tempat menyimpan
(3) Cara menyimpan
(4) Waktu pengumpulan (kapan dimulai, dan kapan berakhir).
g.
Seleksi
Seleksi adalah memilih hasil karya peserta didik yang
terbaik, bisa dilakukan oleh peserta didik sendiri, kelompok atau bahkan atas
bimbingan guru, dengan tetap mengacu pada kompetensi dasar dan indikator
pencapaian hasil belajar yang terdapat dalam kurikulum. Dalam seleksi evidence
yang perlu diperhatikan adalah : pertama biarkan peserta didik memilih evidence
terbaik mereka, guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan
arahan/bimbingan dalam pemilihan evidence kedua buatlah kesepakatan
tentang kriteria penilaian agar peserta didik mempunyai target sendiri untuk
mencapai hasil yang optimal. Berkaitan dengan pelaksanaan seleksi portofolio
ini, Stenmark (1991) seperti dikutip oleh Sumarnata dan Muhammad Hatta (2004:
175) mengemukakan bahwa hendaknya seleksi dapat diarahkan untuk meningkatkan
partisipasi dan kepemilikan peserta didik serta pemdidik. Maksudnya, setelah
peserta didik memilih dan menyatukan evidence dalam dokumentasi
portofolio, maka mereka melengkapnya dengan alasan mengapa memilih evidence
tersebut dan dikaitkan pula dengan indikator yang hendak dicapai. Kemudian
pendidikan memberikan komentar/saran terhadap seleksi peserta didik tersebut.
h.
Refleksi
Tahapan ini membedakan dengan jelas antara portofolio dengan
sekedar koleksi tugas-tugas peserta didik. Refleksi bisa dilakukan dalam bentuk
tulisan, atau dalam bentuk lain. Dalam refleksi, peserta didik akan ditanya
alasan mengapa mereka memilih evidence tertentu untuk dinilai, bagaimana
membandingkan antara satu evidence yang dipilih dengan yang tidak
dipilih, kemampuan dan pengetahuan khusus apa yang digunakan untuk memilih dan
menghasilkan evidence tertentu, dan dimana atau kapan mereka dapat
meningkatkan dan kemampuannya sebagai peserta didik dan lain sebagainya.
i.
Pertemuan
Pertemuan dalam penilaian portofolio ditunjukan agar
diperoleh hasil penilaian yang objektif, jujur dan transparan. Pertemuan ini
berupa diskusi antara guru dengan peserta didik untuk menentukan hal-hal yang
menjadi objek penilaian, kriteria dan penilaian portofolio sendiri. Pelaksanaannya
dapat bersifat formal maupun non formal sepanjang ditunjukan untuk memantau
perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik. Pertemuan ini dapat
melibatkan orang tua/wali peserta didik maupun teman satu kelompoknya.
j.
Sumber dan Pengorganisasian
Dokumen portofolio untuk setiap peserta didik bisa berjumlah
cukup banyak, sehingga perlu penataan agar dokumen tersimpan dan tertata rapi
sehingga tidak mudah rusak. Perataan dokumen dilakukan sebagai pemisahan
berdasarkan jenis dokumennya, misalnya berdasarkan kelompok mata pelajaran.
Dengan demikian, semula dokumen status mata pelajaran akan terkumpul dalam satu
kelompok, baik lembar kerja, tugas mandiri, pekerjaan rumah, ulangan harian dan
sebagainya. Kevin Olsen (1994) sebagai mana dikutipkan oleh Sumarna Surapranata
dan Muhammad Hatta (2004 : 187) menyatakan ada 2 metode untuk mengorganisasikan
portofolio evidence peserta didik. Pertama, guru dan peserta didik
menempatkan seluruh evidence peserta didik ke tempat tertentu misalnya di suatu sudut ruang,
atau folder tertentu dalam lemari. Kedua, guru menseleksi semua evidence
peserta didik yang akan dimasukkan ke dalam portofolio dokumentasi. Pengorganisasian portofolio juga menjadi
bagian dari tugas peserta didik. Caranya adalah dengan mencatat seluruh hasil pembelajarannya dalam buku
catatan harian baik yang memiliki
dokumen fisik maupun tidak (misalnya
menyanyi) sebelum dimasukkan ke bendel portofolio.
k.
Koneksi
Koneksi adalah tahapan paling akhir dalam penilaian
portofolio. Ada 2 hal yang perlu
diperhatikan dalam tahapan koneksi ini.
Pertama, koneksi antara yang peserta didik hasilkan (evidence)
dengan tujuan pembelajaran (kompetensi dasar dan indikator). Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana
peserta didik menuangkan pengetahuan dan
kemampuannya. Kedua, koneksi antara evidence dengan dunia luar, di luar kelas. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan evidence
peserta didik pada dunia luar, sebagai sarana
dialog dengan dunia luar (peserta
didik lain, orang tua, masyarakat, komunitas lainnya) agar mendapat masukan
atau gagasan baru demi perbaikan
pembelajaran dan evidence, sebagai media belajar berdebat serta untuk
menambah pengalaman.
5.
Penilaian Portofolio pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris
a.
Dokumentasi Penilaian Tes Formatif dan Sumatif
Hal ini dilakukan oleh
setiap peserta didik dengan mengumpulkan seluruh hasil tes ulangan harian mulai dari ulangan harian pertama hingga terakhir. Berdasarkan pengumpulan ini akan terlihat
materi (pokok bahasan) yang sudah dikuasai dan belum dikuasai oleh peserta
didik.
Jenis
Tes
|
No
|
Tgl
|
Pokok
Bahasan
|
Nilai
|
Paraf
Guru
|
Ket
|
Formatif (A)
|
1
|
-
|
Introduction
|
|||
2
|
-
|
Greeting
|
||||
3
|
-
|
Calendar
|
||||
4
|
-
|
Time
|
||||
5
|
-
|
Color
|
||||
Jumlah
|
||||||
Rata-rata
|
||||||
Sumatif (B) Semester
1
|
Waktu Pelaksanaan
|
|||||
Jumlah
A dan B
|
||||||
Rata-rata
A dan B
|
b.
Dokumentasi Penilaian Tugas Terstruktur
Hal ini dimaksudkan
untuk mengarsipkan seluruh tugas-tugas
peserta didik berupa makalah, kliping, resume, ringkasan materi, hasil tugas
pekerjaan rumah serta berbagai catatan lain yang telah ditentukan bersama
antara pendidik dan peserta didik.
No
|
Jenis Tugas
|
Aspek Penilaian
|
Nilai
|
Paraf Guru
|
Ket
|
1
|
Mengerjakan LKS tentang Greeting
|
Pemahaman:
Seberapa baik
tingkat pemahaman siswa terhadap soal-soal yang dikerjakan
|
|||
Argumentasi:
Seberapa baik
argumen yang diberikan siswa dalam menjawab persoalan-persoalan dalam Lembar
Kerja Siswa
|
|||||
Kejelasan :
·
Tersusun dengan baik
·
Tertulis dengan baik
·
Mudah dipahami
|
|||||
Informasi :
·
Akurat
·
Memadai
·
Penting
|
|||||
2.
|
Pemahaman :
Argumentasi :
Kejelasan :
Informasi :
|
||||
3.
|
Pemahaman :
Argumentasi :
Kejelasan :
Informasi :
|
||||
4.
|
Pemahaman :
Argumentasi :
Kejelasan :
Informasi :
|
||||
Jumlah
|
|||||
Rata-rata
|
c.
Dokumentasi Perilaku Harian
Dokumen yang dapat
dikelompokkan dalam kategori ini misalnya tentang sikap siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran (contoh: keantusiasan siswa saat menerima pelajaran,
keaktifan siswa dalam bertanya/menjawab pertanyaan), sikap siswa di kelas baik
terhadap guru atau siswa yang lain, kerapihan, kedisiplinan, kemampuan bekerja
sama di dalam kelas dan lainnya.
No
|
Jenis Aktivitas
|
Skala Penilaian
|
Paraf Guru
|
Ket
|
||||||
A
|
B
|
C
|
D
|
E
|
F
|
G
|
||||
1.
|
Antusias dalam menerima pelajaran
|
|||||||||
2.
|
Aktif bertanya dan menjawab guru
|
|||||||||
3.
|
Gemar membaca di perpustakaan
pada saat jam istirahat
|
|||||||||
4.
|
Berpakaian rapi ke sekolah
|
|||||||||
5.
|
Berbicara sopan santun
|
|||||||||
6.
|
Bersikap ramah (menyebarkan
salam)
|
|||||||||
7.
|
Hubungan dengan guru
|
|||||||||
8.
|
Hubungan dengan siswa lainnya
|
|||||||||
9.
|
Agak bersifat egois dan
individualistis
|
|||||||||
10.
|
Kurang menghargai pendapat orang
lain (sedikit otoriter)
|
C. KESIMPULAN
Bahasa Inggris bertujuan membina keterampilan
berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tulisan untuk mempersiapkan siswa
menghadapi perkembangan ipteks dalam menyongsong era globalisasi.
Oleh karena itu, penilaian pada mata pelajaran
Bahasa Inggris itu harus benar-benar baik dan terencana. Karena pembelajaran Bahasa Inggris berkaitan
dengan beberapa aspek seperti aspek menulis (writing), membaca (reading),
mendengar (listening) dan berbicara (speaking) dalam kehidupan peserta didik
sehari-hari, tentunya tidak bisa diukur hanya dengan mengandalkan tes tertulis
saja, melainkan perlu adanya format penilaian yang terpadu, efektif dan
efisien. Dan itu terdapat dalam penilaian portofolio.
Portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau catatan mengenai siswa yang
didokumentasikan secara baik dan teratur.
Portofolio dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban
siswa atas pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil
wawancara dengan siswa, laporan kegiatan
siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa.
Penilaian portofolio terdiri atas delapan tahapan
utama, yaitu : (a) Penentuan tujuan, (b) Penentuan isi portofolio, (c)
Penentuan kriteria penilaian, (d) Penentuan format penilaian. (e) penentu
koleksi (collection), (f) penentuan menyeleksi evidence (selection), (g)
Refleksi (Reflection), dan (h) Hubungan (connection).
Penilaian portofolio pada mata pelajaran Bahasa
Inggris terdiri dari : (a) Dokumentasi Penilaian Tes Formatif dan Sumatif, (b)
Dokumentasi Penilaian Tugas Terstruktur dan (c) Dokumentasi Perilaku Harian.
DAFTAR
PUSTAKA
Surapranata,
Sumarna dan Muhammad Hatta, 2004, Penilaian Portofolio Implementasi
Kurikulum 2004, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Madjid,
Abdul dan Dian Andayani, 2005, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:
Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina.
2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses
Pendidikan.Jakarta: Kencana
Prenada Media
Makasih ini sangat bermanfaat, terutama bagi sekolah yang mau akreditasi. Kebetulan sekolah saya mau akreditasi.
BalasHapus